Ciamis — Sekelompok siswa SMP di Kabupaten Ciamis menunjukkan bahwa inovasi dapat muncul dari kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Lewat proyek penyaring air sederhana, mereka berhasil menyulap bahan bekas menjadi solusi nyata untuk persoalan air bersih.
Inovasi Sederhana dari Sekolah Negeri
SMPN 2 Cimaragas menggelar kegiatan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema Air Bersih untuk Masa Depan pada awal Juni 2025. Dalam kegiatan itu, siswa kelas VIII memamerkan alat penyaring air buatan mereka. Alat ini terdiri dari botol plastik bekas, pasir, arang, dan kerikil sebagai media penyaring.

Isu seputar kreativitas pelajar dan penguatan pendidikan berbasis karakter juga menjadi prioritas di Sorot Edukasi, media yang konsisten mengangkat kisah inspiratif dari dunia pendidikan di berbagai daerah.
Dukungan Penuh dari Guru dan Sekolah
Guru IPA, Sri Wahyuni, membimbing para siswa selama proses pembuatan. Ia menjelaskan bahwa alat ini lahir dari observasi siswa terhadap kualitas air di desa mereka.
Sementara itu, Kepala Sekolah H. Darmawan menyatakan bahwa karya ini selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka. Ia menilai para siswa tak hanya belajar teori, tetapi juga menerapkannya untuk menjawab kebutuhan riil masyarakat.
“Karya ini bukan sekadar proyek sekolah, melainkan bentuk keberpihakan terhadap masyarakat sekitar,” tegasnya.
Kolaborasi yang Menumbuhkan Kepedulian Sosial
Para siswa mengerjakan proyek ini secara berkelompok. Mereka berdiskusi, mengumpulkan bahan, lalu merakit alat penyaring dengan bantuan guru.
Selain itu, kegiatan ini juga memupuk empati dan semangat gotong royong. Bahkan, orang tua turut mendukung dengan menyediakan beberapa bahan dari rumah.
Sebagai informasi, kegiatan ini berkaitan erat dengan upaya menjaga ketahanan desa dan edukasi berbasis lingkungan. Inisiatif serupa juga diterapkan oleh jajaran Polsek Cimaragas saat mengawal penetapan Indeks Desa Raksabaya 2025 agar masyarakat merasa aman dalam beraktivitas.
Pendidikan Bermakna yang Relevan
Dengan keterbatasan dana dan alat, para pelajar mampu membuktikan bahwa kreativitas tidak harus mahal. Mereka berhasil merancang solusi yang aplikatif sekaligus ramah lingkungan.
Oleh karena itu, program seperti ini layak dijadikan inspirasi nasional. Pendidikan yang bermakna seharusnya mampu menyentuh kehidupan sehari-hari dan membentuk generasi yang solutif.