Di tengah derasnya arus konten hiburan, sebuah lagu sindiran berjudul “Facebook Pro” tiba-tiba meledak di media sosial. Lagu ini menjadi perbincangan hangat di TikTok, Reels, hingga YouTube Shorts. Liriknya yang tajam namun menggelitik dianggap mewakili unek-unek banyak warganet tentang fenomena pamer, pencitraan, dan drama dunia maya.
Dinyanyikan oleh konten kreator lokal bernama Keren, lagu ini menyentil realita sosial media yang makin absurd. Video aslinya berdurasi 1 menit 47 detik, menampilkan gaya nyentrik dengan latar khas warung kopi dan suasana kampung. Justru kesederhanaan itulah yang membuat lagu ini terasa autentik dan relatable.
“Dikira Artis, Padahal Hanya Buka Status”
Penggalan lirik “Dikira artis, padahal cuma buka status, followers naik, utang nambah” menjadi kutipan paling viral. Banyak pengguna membagikannya ulang sambil menandai teman mereka, sebagai bentuk guyonan namun tetap menyentuh sisi realita.
Tak sedikit pula warganet menganggap lagu ini sebagai wake up call, khususnya bagi pengguna media sosial yang kerap mengejar validasi tanpa arah. Bahkan beberapa guru dan aktivis literasi digital ikut memuji pesan edukatif yang terselip dalam lagu tersebut.
Respons Netizen dan Dampaknya
Di kolom komentar YouTube dan TikTok, pengguna memuji keberanian Keren menyuarakan hal-hal yang selama ini jarang dibahas secara lugas. Lagu ini bahkan digunakan sebagai backsound untuk konten-konten edukatif, kritik sosial, hingga parodi sketsa kehidupan sehari-hari.
Salah satu komentar menyebut,
“Ini bukan cuma lagu lucu, ini cermin kehidupan. Gak semua orang siap nerima, tapi semua orang bisa relate.”
Refleksi: Konten Viral yang Punya Nilai Edukasi
Viralnya “Facebook Pro” membuktikan bahwa konten musik di era digital tak hanya soal beat yang catchy, tetapi juga narasi yang kuat. Lagu ini jadi contoh bahwa satire bisa menjadi alat ampuh untuk menyampaikan kritik sosial tanpa harus menggurui.
Baca juga artikel edukatif lainnya di Sorot Edukasi dan cek fenomena budaya digital terkini lewat sorotan kritis kami.