Daftar isi
Literasi Digital Jadi Kebutuhan Mendesak
Di tengah derasnya arus informasi digital, anak-anak sekolah kini menghadapi tantangan besar: bagaimana memilah informasi yang benar dari yang keliru. Literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama dalam proses pembelajaran.
Banyak siswa dari tingkat SD hingga SMA yang sudah terbiasa menggunakan gadget, namun belum semuanya memahami cara menggunakan internet secara aman dan bijak. Kondisi ini mendorong berbagai pihak untuk meningkatkan upaya edukasi digital sejak dini.
Peran Guru dan Orang Tua
Menurut pantauan Sorot Edukasi, sekolah-sekolah seperti SDN Sukarela di Bandung sudah mulai mengintegrasikan program literasi digital ke dalam kurikulum harian. Guru dilatih untuk membimbing siswa mengenal sumber informasi yang kredibel.
“Anak-anak zaman sekarang sangat cepat menyerap teknologi. Tugas kita adalah membentuk pola pikir yang kritis, agar mereka tidak asal menerima informasi dari internet,” ujar Nurjanah, guru kelas 5 SDN Sukarela.
Selain guru, keterlibatan orang tua juga sangat penting. Banyak kasus penyebaran hoaks dan cyberbullying bermula dari kurangnya pengawasan di rumah. Maka, kolaborasi sekolah dan keluarga sangat diperlukan untuk membangun kesadaran digital.
Inisiatif Positif: MILOQ Kids
Sebagai bagian dari gerakan literasi digital, hadir kanal edukasi MILOQ Kids, yang menyajikan lagu dan konten interaktif untuk anak-anak. Kanal ini telah mendapat perhatian nasional karena pendekatannya yang kreatif dan menyenangkan.
➡ Baca juga: Semangat Belajar di SDN Sukarela Jadi Inspirasi Lahirnya Fenomena MILOQ Kids
Refleksi
Menghadapi era digital tak cukup hanya menyediakan perangkat teknologi. Anak-anak perlu dibekali kemampuan berpikir kritis, etika digital, dan kebiasaan positif dalam berinternet. Perubahan besar dimulai dari pendidikan kecil—dari rumah dan ruang kelas.